Floater Leather

Category:


Kulit floater adalah salah satu jenis artikel yang dikembangkan dari kulit shrunken grain dan lebih dikenal dengan kulit milling. Kulit ini sering digunakan untuk atasan sepatu dan juga untuk handbags.

Untuk mendapatkan kerutan ada dua metode yaitu kerutan yang diperoleh karena hasil masakan kulit atau bisa juga dengan embossed. Tapi orang lebih menyenangi kerutan yang dihasilkan oleh hasil masakan, karena terlihat lebih natural.

Ada beberapa teori yang berhubungan dengan proses pengkerutan ini, namun yang pasti adalah bagaimana caranya agar penambahan volume pada lapisan permukaan stratum papylaries berbeda dengan penambahan volume pada stratum retycularies. Penambahan volume pada lapisan retykularis harus lebih banyak dibanding lapisan papilariesnya, dengan prinsip inilah maka akan diperoleh kerutan pada kulit.

Untuk memperoleh perbedaan volume ini adalah dengan permainan pH saat memasak kulit atau dengan pengaturan kondisi lainnya. Semakin tebal kulit maka akan semakin mudah untuk didapatkan kerutnya dan akan lebih besar-besar mill countnya.Perbedaan bahan atau material kulit juga mempengaruhinya, dimana pembuatan kulit kerut dari kulit sapi akan lebih mudah dibanding menggunakan kulit kambing atau domba.

Langkah-langkah yang ditempuh

Untuk memperoleh hasil kerutan yang bagus sebenarnya akan lebih bagus lagi kalau kerutannya sudah didapat saat proses pikling dengan menggunakan glutaraldehide. Masukkan glutaraldehide pada pH tinggi (kisaran 5-6), semakin tinggi pH maka kulit akan semakin kerut. Tapi sebaiknya jangan terlalu dikerutkan karena hasilnya kurang baik.

Setelah tanning (kulit telah jadi wet blue) maka kulit harus memiliki kelonggaran yang lebih sehingga nanti didapatkan perbedaan pengisian volume pada lapsan pailare dan reticulare. Untuk mendapatkan kulit yang longgar maka dapat dilakukan dengan bating menggunakan acid bate. Pastikan kulit benar-benar longgar (empuk), baru setelah itu diatur pH nya pada proses netralisasi (dijadikan pH tinggi kira-kira 6 untuk mempersiapkan retanning menggunakan).

Langkah selanjutnya adalah retanning menggunakan glutaraldehide. Pada pH yang cukup tinggi akan menghasilkan kerutan pada kulit. Perlakuan selanjutnya adalah pengisian menggunakan resin melamin, karena melamin akan terdispersi dipermukaan kulit dan akan menghasilkan aksi polimerisasi yang akan menguatkan pengerutan.

Pada tahap proses berikutnya disesuaikan dengan pegangan yang diinginkan, seperti softnestnya, isiannya, maka dipilih bahan-bahan pengisi dan fatliquring yang sesuai.

Setelah proses masak sudah selesai, untuk menguatkan hasil kerut kulit bias langsung di milling (milling basah secukupnya). Selanjutnya di setting out ringan dan vacuum ringan pula baru di hanging. Pada proses finishingnya apabila diperlukan bias dilakukan milling pula. (Fakhrudin).

Comments (0)