Tembok Terjal Menghadang

Category:

Ketika ku datang kau sambut dengan senyuman,
Dengan tangan terbuka kau peluk aku dengan mesranya
Kau manja aku dengan ucapan dan belaianmu
Sungguh tersanjung karena semuanya

Tak Lama berselang ada yang berubah,
Pelukanmu tak sehangat saat itu,
Senyummu tak lagi mengembang seperti pertama bertemu,
Tak ada lagi kepdulian dirimu kepadaku
Yang ada hanya sendu dan palsu,
Ada apa denganmu wahai kasihku.

Ada tembok tinggi besar tiba-tiba terbentang
Terbentang terjal dihadapanku yang kecil
Ku berusaha untuk menghancurkannya,
Godam, palu, martil aku coba semuanya untuk menghancurkannya
Tapi tetap saja tak bisa

Kau pinta aku menghancurkan dengan Buldoser
Tapi aku tak punya buldoser itu
Yang kupunya hanya martil, godam dan juga palu,
Ingin pula ku memanjatnya,
Tapi kamu telah melumuri tembok itu dengan oli
Sehingga ku selalu terjatuh dan terjatuh lagi

Tapi ku tetap menyimpan asa di hati ini
Berjuang seperti air yang menetes dibatu
Lama-lama pasti akan membuatnya berlubang
Begitulah usahaku,
Sedikit demi sedikit akan ku hancurkan tembok itu
Dan aku yakin suatu saat tembok itu akan habis dan runtuh
Sehingga ku bisa kembali melihat senyummu
Serta menerima dekap hangat pelukmu
Semoga……

by Fakhrudin
persembahan tuk ERA Selengkapnya...

Weton dan Perwatakanku

Category:

Weton : Sênèn Wagé - 9 September 1985
01. Tanggal Jawa : 24 Besar 1918 - Je
02. Tanggal Hijriah : 24 Dzul Hijjah 1406 (H)
03. Windu-Lambang : Windu : Sengårå, Lambang : Kulawu
04. Nama Wuku : Måndhåsiyå
05. Sadwara : Wurukung
06. Padewan : Rudrå
07. Padangon : Wogan
08. Pancasuda : Tunggak Sêmi
09. Rakam : Sanggar Waringin
10. Paarasan : Lakuning Gêni

Perwatakan Weton : Sênèn Wagé
1. Dino : Sênèn
Selalu berubah, indah dan banyak mendapatkan simpati.
2. Pasaran : Wagé
Menarik tetapi angkuh, setia dan penurut, malas mencari nafkah perlu dibantu orang lain, kaku hati, tidak bisa berpikir panjang, sering gelap pikiran dan mendapat fitnah.
3. Padewan : Rudrå
Angker berwibawa, kejam.
4. Sadwara : Wurukung
( Hewan ) Kurang waspada.
5. Padangon : Wogan
( Ulat )Sabar menerima, mantap.
6. Pancasuda : Tunggak Sêmi
Rejekinya selalu ada, akan habis tetapi mendapatkan lagi.
7. Rakam : Sanggar Waringin
Teduh hatinya, suka memberi perlindungan.
8. Paarasan : Lakuning Gêni
Mudah marah dan ambisius. Selengkapnya...

Bohong, Bohong dan Bohong….!

Category:

Bohong adalah sebuah perbuatan yang berdosa, tapi setiap manusia biasa pasti pernah berbohong. Ada yang mengatakan bohongnya karena terpaksa, demi kebaikan ataupun memang kebiasaan. Tapi yang namanya bohong tetap saja bohong.

Ada yang bilang lebih baik diam saja daripada bohong karena satu kebohongan akan melahirkan kebohongan-kebohongan berikutnya. Sekali kita berbohong maka untuk menutupi kebohongan itu kita harus berbohong lagi, kalau tidak maka kebohongan itu akan terbongkar. Tapi sepintar apapun orang menyimpan bangkai tetap akan tercium baunya juga. Jadi yang namanya kebohongan akan kelihatan juga.

Kadang aku berfikir untuk bisa membohongi diri sendiri, tapi ternyata tidak bisa. Kadang aku ingin mengelak bahwa sesuatu itu tidak benar, tapi hati ini tetep saja tahu. Padahal untuk berbohong kepada orang sangatlah mudah. Tinggal mengucapkan apa yang bukan sebenarnya sudah menjadi kebohongan kepada orang lain.

Sering dalam diri ini ingin tidak tahu masalah yang terjadi, sering ingin melupakannya ataupun menganggap itu tak ada. Hati ingin berbohong, tetapi kok tidak bisa. Yang bisa kulakukan hanya mengelak dan pura-pura tidak tahu. Tetapi tetap saja hati ini merasa ada yang aneh.

Bagaimana caranya agar kita bisa berbohong pada diri sendiri? Apakah itu mungkin? Aku rasa tidak ada caranya, yang ada hanya kepura-puraan bukan kebohongan. Hidup hanya akan penuh dengan sandiwara belaka. Walaupun sebenarnya hidup memang sandiwara, dimana kita sebagai dalang dan sekaligus jadi wayangnya. Kita sendiri yang menentukan peran main kita.

Sandiwara dalam hidup juga bisa disebut kebohongan, karena itu berarti tidak menunjukkan siapa kita sebenarnya. Tapi orang kadang memiliki banyak peran dalam kehidupan, sehingga ia sendiri lupa mana jati diri dia yang sesunguhnya. Hidup sebenarnya mengalir dan janganlah terbawa arus aliran itu. Tapi sering orang itu terseret kedalam arus tanpa dia sadari.

Kunci dari semua itu adalah mulut dan hati. Kedua buah benda ini harus disinkronkan, atau disejajarkan agar semua berjalan dengan benar. Mulut bisa berbohong, tapi hati tidaklah bisa, karena hati tahu mana yang benar dan mana yang tidak benar.

Jagalah mulumu karena mulut adalah senjata paling menakutkan di dunia, dia bisa membuat kemuliaan ataupun kehancuran dunia. Gunakan mulutmu agar menjadi senjata yang memuliakan dirimu dan dunia ini. Ajining diri seko lathi. Fakhrudin Selengkapnya...

JATUH DULU BARU BANGUN

Category:

Orang bilang hidup itu bagai roda yang berputar, kadang ada di atas kadang ada dibawah. Pernyataan ini benar adanya dan harus disikapi dan dipahami dengan benar. Kadang aku berfikir bagaimana kalau ketika kita sudah berada diatas rodanya kita ganjal saja biar tidak ke bawah. Yah pemikiran sempit yang memang belum ketemu caranya, hehehe…

Dalam menjalani hidup ini, aku berfikir secara sederhana saja dengan mempercayai bahwa apa yang terjadi adalah yang terbaik. Semua berawal dari kepercayaan kepada Allah, kepercayaan adanya qodzo dan qodar dan percaya bahwa Dialah Yang Maha Adil. Apa yang Dia berikan akan menjadi jalan terbaik buat semua hamba-Nya, akan tetapi banyak yang tidak menyadari hal itu.

Mendengar lagu dari group band D’Masiv lumayan menginspirasi dalam menjalani hidup ini. Jangan menyerah, syukuri apa yang ada dan hidup adalah anugerah, ini tepat sekali. Dalam hidup memang tak boleh menyerah, kita harus berjuang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Seseorang tidak akan berubah hidupnya tanpa ia mau mengubahnya sendiri.

Aku pernah mendengar juga ungkapan bahwa pengalaman adalah pelajaran paling berharga. Ini benar adanya, tapi semua tergantung dari cara orang tersebut menyikapi pengalaman yang ada. Ada yang berfikir hanya akan mengingat pengalaman yang baik-baik saja, tapi ada juga yang berfikir untuk mengambil pelajaran dari semua pengalaman yang ada. Sungguh sangat bijak jika kita semua mau mengikuti opsi yang terakhir dengan mengambil hikmah dari semua pengalaman yang ada.

Kembali kepada roda kehidupan, semua orang pasti pernah merasakan berada di titik terbawah. Itulah sebuah ujian yang diberikan oleh Allah, tinggal mampukah kita melewatinya dan bagaimana kita mensikapinya. Semua yang diberikan oleh Allah pada kita pasti ada maknanya, begitu pula ketika kita berada diposisi yang tidak mengenakkan.

Semua orang harus merangkak dulu sebelum berlari. Ketika orang sudah bisa berlari pasti ia akan merasakan tersandung dan jatuh. Dalam menjalani hidup orang harus melewati itu semua, harus merasakan yang namanya terjatuh, karena dibalik jatuhnya seseorang itu terkandung makna yang bisa dipetik.

Sering orang mengeluh ketika dia berada di bawah atau terjatuh, itu memang sifat manusiawi. Orang selalu ingin di atas dan tak ingin jatuh tapi hal ini tidak bisa ditolak. Kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh pula. Yang harus disadari adalah bagaimana cara kita agar dapat bangkit dari kejatuhan itu.

Orang tidak akan basah kalau tidak kena air dan orang tidak akan pernah bangkit jika dia belum pernah jatuh. Bukan berarti mengharuskan orang jatuh dulu untuk maju, kalau tidak pandai menghadapi kejatuhan orang malah bisa semakin terjerumus. Akan tetapi kita harus pandai-pandai mensikapi kejadian tersebut. Bagaimana mengubah sebuah keterpurukan menjadi sebuah kejayaan.

Ambisi yang besar dari seseorang seringlah membawanya kedalam kejatuhan. Hal tersebut karena untuk mencapai ambisi orang harus bertaruh dan siap berkorban demi mencapainya. Ini seperti seleksi alam, bagi yang kuat dia akan bertahan dan menjadi jaya. Akan tetapi bagi dia yang tak bermental baja akan semakin terjerumus semakin dalam.

Sebenarnya orang mempunyai pilihan tengah agar tidak terjerumus. Pilihan itu adalah hidup apa adanya, nerimo kata orang jawa. Tidak perlu ambisius untuk mengejar impian, cukup menerima apa yang telah diberikan. Cukup bijakkah hal ini? Bagi sebagian orang ini adalah pilihan yang tepat, tapi bagi sebagian orang lagi mengatakan tidak tepat. Semua tergantung dari keinginan dan ambisi manusia itu sendiri.

Jatuh bukanlah suatu akhir, tetapi bisa menjadi awal dari sebuah keberhasilan. Kita bisa melihat seorang anak kecil yang sedang belajar berjalan, dia akan jatuh kemudian berusaha bangkit lagi, jalan lagi dan akhirnya bisa berlari. Atau ketika seorang anak kecil belajar mengendarai sepeda, dia tidak serta merta bisa mengimbangkan badan sehingga bisa bersepeda, akan tetapi akan jatuh dulu dan itu adalah pelajaran agar dia bangkit dan menjadi bisa.

Manusia sering dihadapkan dengan kegagalan demi kegagalan. Kata orang kegagalan adalah sukses yang tertunda. Itu benar jika orang mau memetik pelajaran dan berinstropeksi mengapa dia gagal. Seorang siswa cerdas tidak akan selalu mendapat nilai sepuluh dalam pelajarannya, ada kalanya dia mendapat nilai 5. Tapi tinggal bagaiamana dia mensikapinya. Kalau dia juga memiliki kecerdasan emosional dia akan berfikir ke dalam, mengapa ini terjadi. Apa karena dia tidak belajar, tidak memperhatikan guru atau factor lainnya. Apabila sudah ditemukan akar masalahnya dia harus bisa memperbaikinya dan tidak mengulang kembali.

Masalah saat masa-masa remaja sebenarnya sudah cukup melelahkan, apalagi kalau meningkat ke masa produktif. Setelah lulus sekolah susah mencari kerja, saat kerja ditekan oleh rekan kerja, atau bahkan dikeluarkan dari pekerjaan. Semua harus dihadapi dengan hati yang jernih, sehingga dapat berfikir dengan sehat. Carilah apa yang menjadi pokok persoalannya dan dari mana sumbernya. Setelah semua teridentifikasi dengan baik barulah kita cari solusi yang terbaik. Apa yang perlu diubah, sebelah mana yang harus diperbaiki. Adapun langkah terakhir adalah action atau berjuang semaksimal mungkin untuk bangun dari keterpurukan itu agar menjadi berhasil.

Seorang manusia tidak akan berubah nasibnya tanpa dia mengubahnya sendiri. Ubahlah nasibmu dan berjuanglah untuk selalu menjadi lebih baik lagi. Fakhrudin Selengkapnya...