Tembok Terjal Menghadang

Category:

Ketika ku datang kau sambut dengan senyuman,
Dengan tangan terbuka kau peluk aku dengan mesranya
Kau manja aku dengan ucapan dan belaianmu
Sungguh tersanjung karena semuanya

Tak Lama berselang ada yang berubah,
Pelukanmu tak sehangat saat itu,
Senyummu tak lagi mengembang seperti pertama bertemu,
Tak ada lagi kepdulian dirimu kepadaku
Yang ada hanya sendu dan palsu,
Ada apa denganmu wahai kasihku.

Ada tembok tinggi besar tiba-tiba terbentang
Terbentang terjal dihadapanku yang kecil
Ku berusaha untuk menghancurkannya,
Godam, palu, martil aku coba semuanya untuk menghancurkannya
Tapi tetap saja tak bisa

Kau pinta aku menghancurkan dengan Buldoser
Tapi aku tak punya buldoser itu
Yang kupunya hanya martil, godam dan juga palu,
Ingin pula ku memanjatnya,
Tapi kamu telah melumuri tembok itu dengan oli
Sehingga ku selalu terjatuh dan terjatuh lagi

Tapi ku tetap menyimpan asa di hati ini
Berjuang seperti air yang menetes dibatu
Lama-lama pasti akan membuatnya berlubang
Begitulah usahaku,
Sedikit demi sedikit akan ku hancurkan tembok itu
Dan aku yakin suatu saat tembok itu akan habis dan runtuh
Sehingga ku bisa kembali melihat senyummu
Serta menerima dekap hangat pelukmu
Semoga……

by Fakhrudin
persembahan tuk ERA

Comments (0)