Sadarlah Wahai Pemimpin

Category:


Kaum Muslimin Indonesia sekarang sedang menuju kesesatan atau bahkan cenderung sudah mulai tersesat. Hukum-hukum yang berlaku atau yang akan diberlakukan sudah tidak mengindahkan aturan agama lagi. Aturan-aturan yang dibuat mengatas namakan kebaikan tapi pada dasarnya menyesatkan karena hanya berbasis hawa nafsu dan angan-angan kosong belaka.

Kita lihat aturan yang baru-baru ini akan dibuat, dengan adanya pelarangan nikah siri dan poligami. Bolehlah kita mengatur itu semua tapi jangan sampai bertentangan dengan agama. Jangan hanyalah menuruti hawa nafsu dan angan-angan kosong belaka, buatlah aturan yang selaras dengan aturan agama, jangan malah bertentangan.

Al-Qur’an dan hadits sudah mengatur semua hukum dengan jelas dan janganlah ditentang, akan tetapi dijalankan dengan penafsiran yang benar. Nah aturan-aturan yang dibuat seharusnya bukanlah menentang itu semua tapi mengarahkan kepada penafsiran yang benar. Sehingga aturan-aturan tersebut tidaklah disalah gunakan.

Inilah ciri – ciri orang – orang yang menyembah Thoghut sekaligus akan membuat anda paham apa makna “Toghut:
1.      Mereka akan selalu ditimpa musibah akibat perbuatan dan keputusan mereka sendiri, dan kemudian mereka menyebutnya datang dari “Allah”.
2.      Mereka mengaku patuh kepada Allah dan Rosul-NYA, tetapi tidak mengambil hukum dan pelaksanaan hukum berdasarkan hawa nafsu mereka belaka.
3.      Mereka adalah orang – orang “Munafik” yang sangat jauh tersesat, karena mengaku beriman kepada Al-Qur’an dan hukum – hukum sunatullah ( rasionalitas dan kausalitas ) tetapi menetapkan sesuatu dengan hukum yang berbasis hawa nafsu dan angan – angan kosong.
4.      Mereka akan memilih pemimpin bukan seorang “Ulil Amri”, tetapi orang – orang yang akan menjerumuskan mereka terus menerus. Pemimpin mereka adalah juga orang – orang yang dungu sekaligus munafik dan “pecinta dunia”.
5.      Jika musibah datang, mereka suka bersumpah, Demi Allah ( Tuhan ), kami selalu menginginkan kedamaian dan kebaikan, dan nyatanya kebijakan, keputusan dan apa yang mereka lakukan sangat jauh agar memenuhi “kadar” pencapaian kebaikan – kedamaian seharusnya ( mereka ingkar hukum kausalitas ).
6.      Mereka mengambil ideology lain yang mereka samarkan seolah itu bukan ‘agama baru’, kemudian mereka rela membela-nya dengan jiwa – raganya, “mereka mengira Allah tidak tahu isi hati mereka”, “mereka mengira Allah adalah Tuhan yang bodoh untuk mengetahui isi hati mereka. Mereka memaknai ideology secara salah kaprah. Padahal keduanya - agama - ideologi mengandung substansi tujuan yang serupa, yaitu membentuk ‘Tatanan ideal’. Pertanyaan berikutnya tentu adalah "TATANAN IDEAL SEPERTI APAKAH YANG SEBENAR -BENAR IDEAL ?".
7.      Mereka menafsirkan apapun, termasuk agama yang mereka anut dengan hawa nafsu dan permainan kata – kata. Mereka menyembah yang “TIDAK PANTAS SAMA SEKALI DISEBUT TUHAN”.
8.      Mereka mengaku ber-Tuhan, tetapi sangat mencintai dunia, dan mereka rela melakukan aktivitas palsu untuk menyembah ‘Tandingan – tandingan selain Allah’ dengan bahasa yang ‘disamarkan’.

Bacalah Al – Quran, sebagai pembeda dan peringatan, tentang Toghut termuat di dalamnya. Dan ayat – ayat yang berhubungan mengenai toghut tidak memerlukan ilmu khusus untuk menerjemahkannya ( muhkammah ).

Wahai para pemimpin bangsa ini, sadarlah dari kesesatan ini. Nafsu hanya ilusi dunia saja yang tidak akan abadi dan tidak dibawa mati. Buatlah peraturan dengan tetap mengindahkan dan juga selaraskan dengan ajaran agama. Jangan buat Negara ini menjadi Negara sesat yang tak mengindahkan aturan-aturan dari Sang Maha Pencipta Allah SWT.

by Fakhrudin Hidayat

Comment (1)

...susah emang kalo tersesatnya tu udah menjangkit secara massal...mau diapa-apain ya tetep akan gitu-gitu aja...yang penting kan membentengi diri biar kesesatan itu gak menular ke kita...