Setiap tahunnya tradisi ini pasti dilakukan oleh para perantau di Indonesia. Sebuah tradisi unik yang mungkin tidak ada di negara lain. Tradisi mudik lebaran yang hanya terjadi setahun sekali.
Banyak orang-orang desa yang berbondong-bondong ke kota untuk mencari nafkah. Mereka meninggalkan keluarganya yang ada di kampung. Sukses atau tidak di perantauan bukanlah jadi soal, asalkan bisa memenuhi kebutuhan hidup itu sudahlah cukup. Dan Lebaran adalah kesempatan bagi mereka untuk pulang menengok keluarga mereka sekaligus menunjukkan apa saja yang telah dihasilkan selama merantau.
Sudah tujuh kali lebaran aku merasakan mudik, walaupun mungkin yang benar-benar baru tiga kali lebaran, karena yang empat kali aku lakukan selama masih kuliah di jogja jadi tidak terlalu menikmatinya, hehehe.... Mudik yang di tahun kelima ketika aku masih kerja di Tangerang, untuk mudik yang keenam kalinya aku lakukan ketika masih kerja di Bogor. Keduanya pulang dengan menumpang temen yang membawa mobil (hehehe...) jadi ga perlu antri tiket.
Untuk yang ketujuh kalinya ketika aku bekerja di Sidoarjo, inilah kali pertama dan mungkin yang terakhir aku mudik lebaran menggunakan sepeda motor. Sungguh melelahkan perjalanannya (huft).....
Tapi semua itu sudah terlupakan rasanya, karena sekarang aku kerja di kampung halamanku di Purworejo. Tapi melihat kendaraan yang lalu lalang di kota ini sedikit ikut menerima imbasnya. Jalanan jadi padat dan harus berhati-hati. Ternyata istilah jawa "Kebo bali kandange" ternyata berlaku juga. Orang tidak ada yang protes dilahirkan dimana, walaupun tempat kelahirannya jauh mereka akan tetap ingat, cinta dan ingin kembali menengoknya.